pengenalan cooperative communications

Komunikasi nirkabel telah mendapatkan banyak popularitas dalam beberapa tahun terakhir karena kemampuannya untuk menyediakan konektivitas tanpa batas dan access yang mobile. Namun, sebelum pergantian abad, banyak kegagalan dalam upaya untuk mencapai komunikasi data – rate yang handal dan tinggi di atas saluran nirkabel yang disebabkan multipath fading,shadowing, dan path loss effect.

Efek ini menghasilkan variasi acak dari kualitas kanal dalam waktu, frekuensi, dan ruang. Sehingga sulit untuk menggunakan teknik wireline communication pada lingkungan wireless. Tidak sampai dua dekade terakhir telah dikembangkan pengiriman efektif dan teknik penerimaan diversity dengan memanfaatkan keanekaragaman dalam dimensi saluran yang berbeda, seperti waktu, frekuensi dan ruang yang disebut diversity gains.

Dengan pengetahuan kanal yang cukup, seseorang dapat merancang daya dan bit alokasi dari waktu, frekuensi dan ruang yang mengalokasikan lebih banyak sumber pada kanal agar lebih reliable dan untuk menghindari transmisi pada kanal yang jelek yang dapat menghemat energi. Ketika saluran kanal tidak tersedia, space waktu atau space frekuensi code dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keandalan transmisi.

Khususnya, kemajuan pada MIMO ( Multiple Input Multiple Output) dimana sistem ini membuat keinginan untuk menanam beberapa antena pada penerimaan nirkabel modern dalam rangka mencapai spatial diversity gains. Namun, karena ukuran dan biaya perangkat nirkabel terbatas untuk banyak aplikasi pada jaringan sensor atau untuk telepon seluler, penempatan beberapa antena pada terminal tunggal yang tidak praktis. Dalam hal ini, cooperative dengan node lain dalam jaringan untuk membentuk sistem antena terdistribusi menjadi alternatif yang diinginkan dan menjanjikan. Pencapaian ini dinamakan cooperative communications

sumber ( terjemahan buku  cooperative communication and networking)