Home

Selasa, 22 April 2014

pengalaman Santri di MAHAD AL- Zaytun jilid 2




gambar pembukaan pembelajaran santri baru di gedung serbaguna al-akbar


 Hari – hari menjadi santri akhirnya dijalani juga setelah dilakukan pembukaan oleh syekh AS panji gumilang di gedung serba guna al- akbar, banyak teman santri yang nangis dan haru karna harus berpisah dengan orang tua mereka masing  - masing, dimana ini merupakan pengalaman baru hidup di dalam sebuah pondok pesantren yang megah dengan dindng tembok tebal yang membatasi dari akses untuk keluar atau masuk. 

 gedung serba guna al - akbar jika dilihat dari asrama al - madani            

  Hal pertama menjadi masalah utama dari sesuatu hal yang baru yaitu penyesuaian, baik penyesuaian terhadap teman dari berbagai macam daerah, makanan, jadwal serta sikap dan prilaku. Untuk penyesuaian terhadap teman karna santri – santri terdiri dari beberapa daerah, maka para santri biasanya berjalan berbareng ke suatu tempat kebanyakan bareng sama kelompok daerahnya masing – masing, walaupun dari pihak pesantren mengelompok tiap kamar yang anggotanya terdiri dari beberapa daerah, tetap saja kalo jalan kemana pasti bareng dengan teman yang sama dari daerahnya, walaupun ada beberapa yang bisa menyesuaikan dengan berjalan dengan santri berbeda daerah tapi secara mayoritas pada semester pertama masih banyak seperti itu

                sekedar informasi kebanyakan teman – teman yang masuk ke pesantren ketika ditanya ada yang emang keinginan sendiri ataupun keinginan dari orang tua, kalo keinginan sendiri biasanya memang kemampuan agamanya bagus dan pribadinya baik, yang masalah ini adalah jika anak yang berdasarkan keinginan orang tuanya, biasanya anak yang dimasukan cenderung nakal dan manja, makanya dimasukkan ke pesantren oleh orang tuanya agar anak bisa lebih mandiri. Cara yang efektif untuk mengetahui karakternya adalah dengan cara melihat kondisi susunan baju dan barangnya di dalam lemari serta kemampuan bangun di waktu subuh.

                Dalam segi makanan alhamdulillah dari pihak pesantren telah mencukupi gizi dengan baik dengan makanan 4 sehat 5 sempurna, dan ada beberapa makanan yang tidak boleh dikonsumsi seperti segala jenis permen , mie instan serta penyeda rasa dan yang paling penting adalah rokok. Yang paling saya rindu disana adalah kondisi udara yang bersih dan bebas polusi, karna alat transportasi didalam pesantren sepeda  yang hanya dipakai oleh para ustad dan ustadzah, serta para karyawan lain. Adapun untuk mobil yang boleh masuk adalah mobil pengantar sembako dan truk pengantar bahan bangunan.
                Pernah ada suatu kejadian mobil pengantar sayur yang merupakan vendor penyuplai kebutuhan sayur bagi makanan santri sehari – hari , dimana makanan disuplai oleh mobil vendor tersebut pada jam 2 pagi. Karna sang sopir mempunyai kebiasaan merokok dan ketahuan merokok ketika jam 2 pagi akhirnya pihak pesantren memutuskan kontrak langsung pada keesokan harinya, karna dari dulu ustad saya sering mengatakan kepada kami bahwa “ ROKOK ADALAH JEMBATAN UTAMA MENUJU NARKOBA”.

                Untuk kegiatan jadwal keseharian di pondok pesantren bisa anda lihat diatas. Dimana banyak dari beberapa santri yang belum bisa menyesuaikan dengan jadwal tersebut. Saya jadi teringan dengan pesan seorang TNI yang satu bus ketika perjalanan dari sby – jkt dimana beliau baru selesai bertugas di timor – timor atau sekarang jadi negara timor leste. “ jika tubuh perlu waktu sekitar 6 minggu untuk menyesuaikan kondisi alam dan cuaca yang baru. Berbeda dengan sikap dan prilaku kita perlu memerlukan sekitar 6 bulan untuk penyesuaian kondisi masyarakat yang berbeda”. nach mungkin hal ini yang menyebabkan banyak santri yang keluar dari pondok pesantren pada semester pertama bahkan mungkin hal ini juga berlaku ketika saya kuliah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar