Frame relay merupakan salah satu alternatif dari sekian banyak
protokol atau teknologi yang di implementasikan dalam WAN. Frame relay jauh lebih “maju” dibandingkan point-to-point WAN link yang
sudah ada. Network Frame Relay dapat dikategorikan
sebagai network multi-access yang
artinya ada lebih dari 2 buah perangkat yang bisa terhubung pada network. Hampir mirip dengan LAN,
bedanya pada Frame Relay tidak dapat
dikirim frame broadcast (yang bekerja
pada layer data link). Sehingga Frame Relay disebut
juga sebagai NBMA atau nonbroadcast
multi-access network.
Frame Relay Cloud terdiri dari atas beberapa buah switch Frame Relay. Kita tidak akan
membahas bagaimana melakukan konfigurasi switch
Frame Relay. Materi tentang switching
dibahas pada buku Cisco CCNP-SWITCH
Yang perlu kita pahami adalah
pada saat Frame Relay bekerja maka
akan terbentuk semacam jalur virtual (Virtual
Circuit atau VC). Komunikasi dilakukan antar-DTE (dalam hal ini Router 1
dan Router 2) melalui VC. Kemudian setiap DTE harus memiliki alamat Frame Relay atau ID yang disebut DLCI (Data Link Connection Identifier). DLCI
berupa nomor yang tidak boleh sama untuk DTE yang berada pada satu jalur VC.
Namun DLCI boleh sama jika jalur VC-nya berbeda.
Manakal Router 1 harus mem-forward paket (dari layer Network), maka dia akan mengenkapsulasi paket ke bentuk frame dengan cara menambahkan header dan trailer milik Frame Relay (yang
bekerja pada layer Data link).
Kemudian frame dikirim melalui VC. Di dalam header
sudah ada DLCI sehingga switch Frame
Relay dapat mengetahui tujuan frame tersebut.
Virtual Circuit ini seolah-olah merupakan jalur kabel point-to-point antara duah buah DTE. Dalam praktiknya kita
akan menjumpai jalur fisik yang menghubungkan dua buah DTE. Bisakan anda membayangkan
berapa biaya yang harus dikeluarkan jika kita harus menarik sebuah kabel dari
Bandung ke Jakarta hanya untuk menghubungkan dua buah DTE ? ini merupakan salah
satu alasan mengapa Frame Relay menggunakan
VC.
Kita seringkali dibingungkan
dengan LMI (Local Management Interface)
dan Encapsulation. LMI digunakan oleh
DTE dan DCE. Ada 3 buah protokol yang didukung oleh Cisco IOS, yaitu Cisco,
ITU, dan ANSI. Beberapa hal yang dilakukan oleh LMI:
o Membentuk
fungsi keepalive antara DTE dan DCE.
Jika terjadi masalah dimana keepalive
message tidak bisa diterima dalam jangka waktu tertentu, maka link yang bersangkutan akan dianggap
putus atau down.
o Memberikan
sinyal apaka PVC dalam keadaan aktif atau tidak. PVC (Permanent VC) ditentukan oleh provider,
tidak berubah-ubah kecuali settingnya diubah ulang secara dinamis. Umumnya
sebagian besar network Frame Relay menggunakan
PVC.
Sedangkan Encapsulation (enkapsulasi) digunakan untuk komunikasi antar-DTE.
Proses enkapsulasi dilakukan dengan penambahan header dan trailer pada
paket. Switch tidak “rewel” dengan
perbedaan enkapsulasi. Namun, cukup “rewel” dengan LMI. Jika satu DTE
menggunakan LMI tipe ANSI sedangkan switch
atau DTE yang lain hanya mengenal LMI tipe ITU maka kekacauan pasti akan
terjadi. Perbedaan enkapsulasi hanya akan berpengaruh pada DTE. Agar dua buah
DTE dapat berkomunikasi maka kedua-duanya harus mendukung tipe enkapsulasi yang
sama. Ada dua buah tipe enkapsulasi yang biasa digunakan, yaitu Cisco dan IETF.
DLCI merupakan Frame Relay Address. Sebuah DTE dapat
mem-forward frame ke DTE tujuan
dengan benar dengan cara melihat DLCI yang ada di dalam header masing-masing frame. DLCI sedikit berbeda dengan kebanyakan Data Link Address yang kita kenal. Header suatu frame hanya memiliki sebuah
field DLCI, yaitu alamat tujuan (DLCI Destination). Tidak berisi alamat asal
(source) dan tujuan (destination) sebagaimana jenis address yang lain.
DLCI harus unik (berbeda-beda)
pada sebuah link lokal. Tapi boleh
sama jika berbeda link (access link). Bayangkan DLCI seperti
alamat rumah. Di kota bandung hanya boleh ada sebuah rumah dengan alamat Jalan
Jendral Sudirman No.3. Namun alamat tersebut boleh sama asalkan berbeda kota.
Pada Frame Relay suatu router yang berbeda bisa menggunakan DLCI yang
sama jika Iink keduanya berbeda.
Penomoran dengan cara seperti ini seringkali membuat orang bingung dan
“ketakutan”. Takut akan terjadi konflik DLCI antarsesama DTE. Untuk mengatasi
hal tersebut, dikembangkan sebuah konsep baru yang disebut Global DLCI. Dengan
Global DLCI, setiao DTE dijamin tidak akan menggunakan DLCI yang sama. Sehingga
dapat menghindari “ketakutan”tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar