Open Shortest Path First (OSPF) dikembangkan untuk menggantikan
protokol RIP (Routing Transport Protocol).
OSPF merupakan protokol Routing Link
State (LS) yang bersifat open-standard (non-proprietary) dan sudah dipublikasikan pada dokumen RFC 2328.
OSPF dikembangkan menggunakan
algoritma Djisktra’s Shortest Path First (SPF).
OSPF lebih kompleks dibandingkan EIGRP. Sehingga lebih banyak landasan teori
yang harus dipelajari dibandingkan EIGRP. Selain itu, kita dituntut untuk
melakukan perencanaan topologi network secara
matang sebelum mengimplementasikan OSPF.
Seperti halnya EIGRP. OSPF dapat
melakukan konvergensi secara cepat dan menentukan path terbaik berdasarkan cost terendah. Protokol jenis LS dapat
mempelajari lebih banyak informasi tentang struktur network dibandingkan jenis protokol yang lain. Sehingga lebih
banyak juga informasi yang dipertukarkan antar sesama neighbor.
Seorang konsultan pernah
memberikan beberapa tips berharga jika kita bingung memilih apakah akan
menggunakan EIGRP atau OSPF.
1. EIGRP
mudah dikonfigurasi dan tidak memerlukan perencanaan topologi network. Namun, setelah network tumbuh besar dan kompleks maka
implementasi EIGRP pada network yang
“tidak terencana” dapat menimbulkan masalah. Berbeda dengan OSPF kita sudah
dituntuk sejak awal untuk memikirkan topologi network dan pertumbuhannya (hingga beberapa tahun ke depan).
Sehingga peluang terjadinya kekacauan saat mengimplementasikan OSPF relatif
kecil.
2. EIGRP
hanya didukung oleh perangkat buatan CISCO. Sedangkan OSPF bersifat terbuka dan
didukung oleh berbagai perangkat network.
Artinya kita harus melakukan investasi “serius” jika ingin meng-implementasikan
EIGRP.
3. EIGRP
satu-satunya protokol routing yang menggunakan route backup. Selain memelihara tabel routing, EIGRP juga menyimpan
backup setiap rute. Sehingga setiap kali terjadi kegagalan pada jalur utama,
maka EIGRP menawarkan jalur alternative tanpa menunggu waktu konvergensi.
4. EIGRP
summarization dapat dilakukan dimana
saja dan kapan saja. Pada OSPF summarization
hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.
5. EIGRP
satu-satunya yang dapat melakukan unequal
load balancing serta mendukung multi protokol network (IP,IPX dan lain-lain).
Agar lebih mudah memahami OSPF,
kita akan membahas hal-hal berikut ini :
·
Protokol Link
State
·
OSPF area
·
OSPF Packet
message
·
OSPF network
topology
·
Perhitungan cost
·
Proses OSPF
·
OSPF table
a.
Protokol Link
State
Protokol Link
State (LS) dapat mengetahui kondisi network
secara lebih akurat. Masing – masing router memiliki “gambaran jelas”.tentang
topologi network, termaksud juga info
bandwidth dari network lainnya.
Beberapa hal yang menjadi karakteristik LS yaitu:
·
Dapat merespon dengan cepat terhadap perubahan network
·
Mengirim update
ketika terjadi perubahan pada network.
·
Mengirim update
secara periodic pada interval tertentu (misal 30 menit), yang disebut
dengan link state refresh
Protokol LS
melakukan update routing manakala
menjumpai perubahan pada link atau
topologi network. Perangkat router yang mendeteksi perubahan akan
menghasilkan Link State Advertisement
(LSA) yang berisi status link, kemudian
mengirimkannya ke router-router tetangga.
Pertukaran LSA antara router akan
menghasilkan status masing – masing router
beserta kondisi link.
LSA itu
sendiri memiliki karakteristik sebagai berikut:
·
LSA bersifat reliable
Paket LSA yang sudah diterima oleh router lain akan di-ACK.
·
LSA akan “membanjiri” area atau domain (jika
hanya ada sebuah area).
·
LSA memiliki sequence number atau lifetime.
Dengan cara ini dapat diketahui apakah LSA sudah up-to-date
atau belum
.
.
·
LSA secara periodic di-refresh
Hal ini agar selalu “menyegarkan” informasi topologi
sebelum dihapus dari link state database.
LSA dikirim ke
semua router tetangga menggunakan
alamat multicast (class D), yaitu
224.0.0.5. manakala sebuah router menerima LSA, dia akan meng-update Link State Database (LSDB) miliknya. LSDB ini digunakan untuk menghitung best path (rute terbaik) melalui network. Algoritma yang digunakan adalah
Djikstra’s. atau disebut algoritma Shortest
Path First (SPF). Hasil akhirnya ada pembentukan SPF Tree.
Rute terbaik
kemudian akan dipilih dari SPF Tree
untuk kemudian disimpan pada routing
table. Secara berkala router akan
mengirim LSA kepada router lain untuk
memastikan bahwa router-router lain
telah meng-update LSDB terakhir,
sebelum meng-update routing table
(yang identik dengan topologi network saat
ini).
b.
OSPF Area
OSPF sangat efisien, proses update dapat dilakukan secara Triggered
update. Artinya tidak semua informasi yang ada di router akan dikirim seluruhnya ke router-router lain. Hanya informasi yang berubah (bertambah atau
berkurang) saja yang akan dikirim ke semua router
dalam area tersebut. Kata “area” dalam OSPF mengacu pada sekumpulan router yang memiliki Area ID yang sama.
OSPF mengharuskan kita untuk “memecah” network menjadi beberapa area logikal,
yang mengikuti model logical star atau
daisy atau black-eyed susan. Network OSPF harus memiliki sebuah area khusus yang
disebut Area o atau backbone area. Jadi, semua traffic dari area lainnya harus
terkoneksi dengan area o. sehingga area o harus andal dan menyediakan bandwidth cukup besar untuk melayani traffic dari area yang lain.
Masing-masing area harus terkoneksi dengan area o dan
tidak boleh terkoneksi dengan area lain secara langsung. Alasan utama mengapa network OSPF terbagi menjadi beberapa
area adalah untuk menjaga performa. Pada network
berukuran kecil, proses perhitungan algoritma SPF (dalam proses penentuan rute
terbaik) bukanlah merupakan masalah serius. Namun, pada network berukuran besar, perhitungan SPF bisa sangat kompleks,
menguras CPU dan memori router. Untuk
mengurangi perhitungan SPF, maka protokol OSPF perlu mempartisi network menjadi beberapa area.
Masing-masing area dihubungkan dengan router yang disebut Area Border Routing (ABR). Pertukaran infomasi secara detail hanya
dilakukan dalam sebuah area yang sama. Sedangkan pertukaran informasi
antar-area melibatkan informasi yang “dianggap perlu” saja.
ABR menyimpan LSDB setiap area yang ada. ABR tidak
akan mem-forward detail topologi ke
area yang lain. Sebagai gantinya, ABR hanya akan meneruskan informasi subnet ke area lain.
Router - router yang
ada pada area o disebut backbone router.
Router-router yang berbeda di dalam masing-masing area disebut internal router. Router-router yang mendistribusikan protokol non OSPF (berbeda routing domain) ke area yang menggunakan
protokol OSPF disebut autonomous system
boundary router.
Berikut ini ada beberapa area yang terkait dengan network OSPF:
·
Backbone area
Area
o dan terhubung dengan setiap area
·
Regular area
Nonbackbone
area, database-nya berisi daftar
rute network internal dan network external.
·
Stub area
Database-nya
hanya berisi rute network internal
dan sebuah rute default.
·
Totally
Stuby Area
Merupakan area khusus yang
diperuntukkan bagi perangkat Cisco (Cisco
proprietary area). Database-nya
berisi rute untuk areanya sendiri dan
sebuah rute default.
·
NSSA (Not-So-Stuby
Area)
Database
berisi rute internal dan sebuah optional
rute default. Rute-rute didistribusikan ulang dari sebauh proses routing yang terkoneksi.
·
Totally
NSSA
Sama dengan NSSA hanya saja didesain
untuk perangkat Cisco (Cisco proprietary
area).
c.
OSPF Packet
Message
Ada 5 jenis paket yang digunakan OSPF untuk
berkomunikasi. Paket-paket tersebut dienkapsulasi oleh Internet Protocol (IP Protocol
89). Hal ini, ,mirip dengan EIGRP yang menggunakan IP Protocol 88. Jadi, baik EIGRP maupun OSPF keduanya tidak
menggunakan UDP atau TCP.
Kelima paket tersebut yaitu:
Kelima paket tersebut yaitu:
·
Hello
Paket yang digunakan untuk identifikasi neighbor. Pada kondisi standar, paket hello dikirimkan secara berkala tiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-point.
· Database Decription (DBD)
Kadangkala disebut juga DDP (Database Description Packet). Paket yang berisi rangkuman (summary) LSDB, yaitu RID dan sequence number untuk masing-masing LSA yang ada pada LSDB.
· Link State Request (LSR)
Paket yang digunakan untuk me-request database topologi dari sebuah router tetangga.
· Link State Update (LSU)
Paket yang merespon terhadap paket LSR
· Link State Acknowledgement (LS ACK)
Paket yang men-ACK paket LSU yang sudah diterima
Paket yang digunakan untuk identifikasi neighbor. Pada kondisi standar, paket hello dikirimkan secara berkala tiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-point.
· Database Decription (DBD)
Kadangkala disebut juga DDP (Database Description Packet). Paket yang berisi rangkuman (summary) LSDB, yaitu RID dan sequence number untuk masing-masing LSA yang ada pada LSDB.
· Link State Request (LSR)
Paket yang digunakan untuk me-request database topologi dari sebuah router tetangga.
· Link State Update (LSU)
Paket yang merespon terhadap paket LSR
· Link State Acknowledgement (LS ACK)
Paket yang men-ACK paket LSU yang sudah diterima
Selain istilah-istilah yang sudah dijelaskan, ada
beberapa istilah lain yang berkaitan dengan OSPF. Sebaiknya dipahami agar tidak
menimbulkan kebingungan.
·
Router ID
(RID)
Selain
Area ID ada juga yang disebut dengan Router
ID (RID). RID ini merupakan identifikasi masing-masing router. RID menggunakan IP address
tertinggi yang dapat digunakan oleh suatu router. Seringkali RID digunakan
bersama loopback adapter. Jika
menggunakan loopback maka kita dapat
menentukan nilai RID secara bebas, tidak harus menggunakan IP address tertinggi.
·
Link State
Advertisment (LSA)
Nama
sebuah class struktur data OSPF, yang
menyimpan informasi topologi. LSA disimpan di memori LSDB dan berkomunikasi
menggunakan LSU message.
·
Designated
Router (DR)
Designated Router adalah sebuah router (pada network broadcast multi-access media) yang bertanggung jawab
memelihara topology table.
OSPF
memisahkan network menjadi area-area.
Di dalam masing-masing area, ada sebuah router
yang diidentifikasi sebagai DR. Router
ini bertanggung jawab untuk mendistribusikan informasi routing untuk intra dan inter-area. Dalam praktiknya, DR ditentukan
dari IP address tertinggi atau dengan
perintah tertentu.
·
Backup
Designated Router (BDR)
Merupakan
router cadangan DR. jika DR tidak
berfungsi maka BDR akan mengambil alih
OSPF termasuk
dalam kategori classless routing protocol, artinya OSPF. OSPF
mendukung multiple subnet mask yang
dikenal dengan istilah Variable Length
Subnet Masking (VLSM). OSPF menggunakan paket multicast dengan alamat
224.0.0.5 (untuk semua router OSPF)
atau 224.0.0.6 (untuk semua DR)
DR dan BDR
dibutuhkan untuk mengurangi kompleksitas neighborship
yang melibatkan banyak router.
DR dan BDR dapat
ditentukan secara manual (oleh admin)
atau secara otomatis (melalui pertukaran paket Hello) berdasarkan RID dan Priority
tertinggi. Biasanya yang menjadi patokan adalah IP address tertinggi.
DR dan BDR yang
ditentukan secara manual akan memudahkan dalam menentukan desain topologi network.
d.
OSPF Topology
Network
Bagaimana protokol OSPF berkomunikasi dalam network sangat bergantung pada media network yang digunakan. Setidak –
tidaknya ada 5 teknologi network yang
dapat diidentifikasi oleh OSPF.
·
Broadcast
Multiaccess
Berbagai
network LAN seperti Ethernet, Token
Ring,FDDI. Trafic dikirim menggunakan
alamat multicast. Akan ada
pemilihan/penentuan router yang akan
berfungsi sebagai DR dan BDR. Semua router
akan berkomunikasi langsung dengan DR.
Koneksi
antar router secara langsung. Seperti
koneksi menggunakan link serial (serial line). Dalam hal ini tidak
diperlukan DR dan BDR. Trafic dikirim
menggunakan alamat multicast 224.0.0.5.
·
Point-to-Multipoint
Sebuah
interface dikoneksikan dengan banyak
tujuan. Menggunakan sebuah IP subnet.
Tidak ada pemilihan DR atau BDR. Bayangkan saja seperti sekumpulan link point-to-point. Setiap link akan mendapatkan LSA. Sedangkan trafic dikirim menggunakan alamat multicast.
·
Nonbroadcast
multi-access (NBMA)
Teknologi
WAN seperti X.25 dan Frame Relay, merupakan
contoh dari NBMA. OSPF akan memandang network
sebagai suatu network broadcast yang
diwakilkan oleh sebuah IP subnet.
Pada
NBMA, alamat broadcast dan multicast tidak dikenal. Setiap traffic akan diduplikasikan untuk
masing-masing circuit fisik,
menggunakan alamat unicast.
NBMA
biasanya dibangun menggunakan topologi fully
atau partially meshed. Kita harus
melakukan konfigurasi manual dari masing-masing neighbor, DR dan BDR. DR dan BDR harus terkoneksi langsung dengan neighbor.
·
Virtual
Links
Merupakan
koneksi virtual ke suatu remote area yang
tidak memiliki koneksi dengan backbone (Area
o). Meskipun OSPF menanganinya sebagai direct,
singlehop connection (menuju backbone area), koneksi ini adalah
koneksi virtual yang “dibungkus” dalam network. OSPF traffic akan dikirim sebagai unicast
datagram.
e.
Perhitungan cost
Jika pada EIGRP ada perhitungan sophisticated metric atau metric
yang bergantung kepada bandwidth,
delay, reliability, load dan MTU, maka pada OSPF menggunakan perhitungan
mirip metric yang disebut cost. Jadi OSPF sebenarnya tidak
menggunakan metric yang disebut cost. Jadi OSPF sebenarnya tidak
menggunakan metric, melainkan cost yang didefinisikan
Cost = 100 Mbps
Bandwidth
Semakin “cepat” link-nya
maka akan semakin rendah nilai cost
pada link tersebut
Rumus diatas dapat digunakan untuk berbagai tipe interface card yang speed-nya di atas 100 Mbps. Namun, perlu diingat bahwa bandwidth sangat bergantung pada jenis interface card yang digunakan.
f.
Proses OSPF
Seperti yang pernah Penulis singgung sebelumnya bahwa
OSPF jauh lebih kompleks dibandingkan EIGRP. Sehingga tidak mudah untuk
memahami dan menjelaskan kembali apa yang terjadi saat router-router OSPF
bekerja.
Secara garis
besar, proses OSPF dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Pembentukan Adjacency
Router.
Adjecency Router
adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Router OSPF akan menghubungkan diri dan saling
berkomunikasi dengan router-router terdekat.
Berikut ini contoh pembentukan adjacency router pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-point. Penulis memilih media point-to-point karena lebih mudah
dipahami dibandingkan broadcast
multi-access.
Misalkan ada dua buah router A dan B. Kedua router tersebut
saling mengirim paket Hello
menggunakan alamat multicast. Di
dalam paket hello ada sebuah field yang berisi informasi Neighbor atau neighbor ID.
Misalkan saja B menerima paket hello lebih dahulu daripada router
A. maka B akan membalas mengirim paket hello
(berisi RID milik A dan RID B) kepada router
A.
Ketika A menerima paket hello yang berisi RID miliknya sendiri, maka A akan mengganggap B
adalah adjencent router dan
mengirimkan kembali paket hello (yang
berisi RID B dan RID A) kepada router B.
Dengan demikian, B juga akan segera menganggap A
sebagai adjacent router-nya. Sampai
disini adjacency router telah
terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.
Proses pembentukan adjacent
router pada media broadcast
multi-access (seperti jaringan Ethernet)
akan jauh lebih rumit. Karena media broadcast
akan meneruskan paket-paket hello ke
seluruh router yang ada dalam
jaringan. Sehingga adjacency router-nya
tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency
akan terus berulang sampai semua router
yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent
router.
2.
Menentukan DR (dan BDR jika diperlukan)
Pada jaringan broadcast
multi-access, DR dan BDR diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat
informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Sehingga pemilihan DR dan BDR sangat
penting. BDR merupakan cadangan atau backup
dari DR. BDR tidak akan digunakan hingga ada masalah terjadi pada DR.
Di dalam paket hello
ada sebuah field berisikan RID dan
nilai Priority (Rtr Prio) dari sebuah
router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast
multi-access akan menerima (semua) hello
dari router-router lain. Router dengan RID atau Priority
tertinggi akan menjadi DR. Router dengan
nilai RID atau Priority di urutan
kedua akan dipilih menjadi BDR.
Status DR dan BDR ini tidak akan berubah meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam
jaringan dengan nilai priority lebih
tinggi. Kecuali jika DR atau BDR yang sudah ada menjadi tidak berfungsi (rusak,down, dan sebagainya). Maka akan
dilakukan pemilihan ulang DR dan BDR.
Secara default, semua
router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai o akan
menjamin router tersebut tidak akan
menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR.
Jika ada dua buah router
memiliki nilai Priority yang
sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router
dengan nilai RID tertinggi dalam jaringan.
3.
Proses Route
Exchange
Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multi-access, DR-lah yang akan
melayani setiap router yang ingin
bertukar informasi dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman informasi.
Ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu
melakukan pengiriman. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Pada fase ini akan dipilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave. Router yang menjadi master
akan melakukan pengiriman lebih dahulu sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dahulu.
Router Master dan
Slave dipilih berdasarkan RID
tertinggi. Ketika sebuah router mengirimkan
paket hello, RID masing-masing router akan dikirimkan ke router neighbor.
Setelah membandingkan dengan RID miliknya (dan
ternyata lebih rendah), maka router tersebut
akan segera terpilih menjadi master dan
melakukan pengiriman lebih dulu ke router
slave.
Setelah fase Exstart,
router akan memasuki fase Exchange DDP
atau DBD. Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada
dalam jaringan. Jika router penerima
belum memiliki informasi yang ada dalam DDP, maka router pengirim akan masuk dalam fase Loading State.
Fase loading
state merupakan fase dimana sebuah router
mulai mengirim informasi state secara
lengkap ke router tetangganya.
Setelah loading
state selesai, router-router yang
tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dalam database
state-nya. Fase ini disebut dengan istilah Full State.
Proses pertukaran informasi antara dua buah router (disebut Neighbor state), secara garis besar dapat dijelaskan sebagai
berikut:
·
Down State
Proses OSPF belum dimulai, jika tidak ada paket hello yang diterima oleh router mana pun.
·
Init State
Router penerima
paket hello dari router lain. Pada fase ini router penerima baru “melihat” RID router pengirim.
·
Two-way
state
Router menerima
paket hello dari router lain yang berisi RID-nya sendiri (router penerima). Paket hello
ini merupakan balasan atas paket hello
yang sudah dikirim oleh router penerima.
Jika kondisi tertentu terpenuhi maka router-router
dapat menjadi neighbor
(tetangga).
·
Exstart
state
Jika router-router
menjadi adjacent (exchange route), router-router tersebut akan menentukan salah satu router (router master) yang akan memulai proses pertukaran informasi (exchange process). Pada fase ini
ditentukan DR/BDR.
·
Exchange
State
Router-router saling bertukar DBD berdasarkan RID dan sequence
number.
·
Loading
state
Router saling
membandingkan DBD yang diterima dengan isi database
LS. Pada fase ini dilibatkan paket LSR, LSU, dan LS ACK.
·
Fullstate
LSDB antar neighbor
telah saling sinkron.
4.
Memilih Rute Terbaik
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database maka mulailah menentukan rute
terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing
table. Untuk memilih rute-rute terbaik parameter yang digunakan oleh OSPF
adalah Cost.
Router OSPF
akan menghitung semua cost yang ada
dan akan menjalankan algoritma Shortest
Path First untuk memilih rute terbaik. Setelah selesai, maka rute tersebut
langsung dimasukkan dalam routing table dan
siap digunakan untuk pengiriman atau forward
data.
5.
Memelihara routing
table
Router harus
tetap menjaga database-nya. Hal ini
bertujuan agar jika menemukan sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router-router akan mengetahuinya dan
tidak lagi menggunakan rute tersebut.
Ketika ada perubahan link-state
dalam jaringan, router akan
melakukan flooding terhadap perubahan
ini, agar seluruh router dalam jaringan
mengetahui perubahan tersebut.
Pada beberapa buah buku Cisco
CCNP yang pernah Penulis baca, proses OSPF dapat dirangkum kembali atau
dijelaskan secara sederhana menjadi 3 tahapan. Pada dasarnya, sama saja dengan
penjelasan diatas. Secara umum ada 3 tahap yang dilakukan oleh protokol OSPF.
·
Neighbor
discovery
Tahap pertama, mirip dengan EIGRP.
Pada tahap ini router
akan saling bertukar informasi untuk mengetahui keberadaan “tetangganya”.
Seperti halnya EIGRP. Protokol OSPF akan menyimpan daftar pada neighbor table. Paket hello digunakan juga pada proses neighbor discovery.
·
Topology
database exchange
Tahap kedua, pertukaran database topologi.
Setiap Router mengirimkan
informasi tentang network, sehingga router-router dapat mempelajarinya.
Informasi akan disimpan pada database topologi
yang disebut Link State Database (LSDB).
Isi dari database tersebut sama
dengan apa yang dipahami oleh manusia pada saat menggambar diagram topologi.
Informasi yang ada pada LSDB antar lain:
1.
Router ID (RID)
2.
Interface masing-
masing router, IP address, mask, subnet
3.
Daftar router
yang dicapai oleh masing-masing router
dan interface-nya
·
Router
computation
Tahap ketiga, proses kalkulasi
Setiap router (secara
independen) menganalisis data yang diperoleh dan melakukan kalkulasi untuk
menentukan rute terbaik. Algoritma yang digunakan adalah SPF.
g.
OSPF Table
Ada 3 buah tabel atau database penting yang terlibat dalma proses OSPF. Ketiganya
dimiliki oleh setiap router.
1.
Adjecency
table
Database ini
berisi daftar semua router tetangga.
2. Topological table
Database ini
berisi seluruh informasi tentang router yang
berada dalam satu area.
3. Routing table
Disebut juga Forwarding
database. Isinya adalah cost terendah
untuk mencapai router atau network lainnya
RANGKUMAN OSPF
Protokol OSPF:
1. Merupakan
Iink State protocol
2. Menggunakan
Algoritma Dijkstra untuk menentukan path terbaik
3. Menggunakan
perhitungan cost, dan merupakan
fungsi bandwidth
4. Router – router menerima LSA
5. Network dibagi menjadi beberapa area
6. Network OSPF meliputi:
a. Broadcast
b. Non broadcast
c. Point-to-point
d. Point-to-multipoint
7. Ada
area utama yang disebut Area o (backbone
area)
8. Semua
area harus terkoneksi dengan Area o
9. Mengurangi
Traffic dengan hanya membanjiri
pengiriman LSA di dalam sebuah area
10. DR
ditentukan berdasarkan Priority. Jika
prioritasnya sama maka DR ditentukan berdasarkan RID tertinggi
11. RID
ditentukan melalui interface loopback atau
IP address tertinggi dari interface fisik.
maaf mas, itu singkatan RIP yg paling atas ada kesalahan, seharusya RIP (Routing Information Protocol)
BalasHapus