Cisco
system adalah sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 1984 oleh dua orang
eks-staf eks-staf Stanford University bernama Leonard Bosack dan Sandy K. Kerner. Bisnis utama cisco
meliputi berbagai perangkat internetworking, seperti router, bridge, hub dan switch.
Kisah
tentang cisco system dimulai sekitar
tahun 1980 hingga 1981, yaitu setelah Xerox PARC (Polo Alto Research Center) menghibahkan beberapa computer Alto dan Ethernet Card kepada Universitas
Standford.
Menurut
sumber tertentu (yang pernah penulis dapatkan). Komputer Alto merupakan
cikal-bakal komputer grafis yang telah mengilhami Steve Jobs (pendiri Apple Computer) untuk Macintosh yang
legendaris. Selain itu, teknologi Ethernet
yang digunakan oleh Alto juga telah mengilhami beberapa staf Stanford untuk
melakukan riset di bidang jaringan komputer. Sehingga komputer – komputer yang ada di lingkungan Universitas Stanford
dapat saling berkomunikasi melalui jaringan komputer.
Pada
mulanya staf Stanford hanya melakukan riset dan bekerja untuk tujuan ilmiah dan
pendidikan. Kemudian, dua orang staf bernama Leonard Bosack dan Sandy K. Lerner
menginvestasikan dana pribadi untuk mengembangkan multiprotocol router yang “ditanamkan” dalam perangkat
berbentuk “seperti komputer” yang di beri label Cisco
Ide
memulai “blue box” yang dilengkapi kipas pendingin dan dapat bekerja dengan
hanya menancapkan kabel ternyata merupakan ide yang cermerlang. Apalagi saat
itu merupakan awal perkembangan Internet. Seperti gayung bersambut, perangkat router buatan cisco laris terjual. Cukup
banyak perusahaan dan lembaga pendidikan yang menggunakan router buatan cisco.
Namun
dibalik kisah sukses tersebut ternyata terselip lembaran kelabu yang mewarnai
sejarah Cisco System (saat memulai
bisnis) merupakan hasil karya beberapa staf Stanford. Sebagaian staf Stanford
yang mengembangkan multiprotocol router telah
pindah ke cisco dan menyumbangkan hasil karyanya kepada perusahaan cisco.
Ketika
staf Stanford yang lain mengetahuinya maka terjadilah “perang” antara Stanford
dengan Cisco System. Hal ini hamper saja “mematikan” perusahaan Cisco akibat
tuntutan pengacara Stanford atas kewajiban membayar royalty yang cukup besar.
Di samping kewajiban lainnya dan hak bagi Stanford untuk tetap dapat
menggunakan software hasil pengembangan para staf Stanford telah
menjadi karyawan Cisco.
Ini
adalah sebuah kisah kelabu yang mungkin tidak akan diceritakan oleh pendiri –
pendiri Cisco System yang saat ini
telah menjadi milyuner. Jika kita ingin
meneliti sejarah kelahiran perusahaan IT kelas dunia, ternyata ada banyak
perusahaan yang mengawali bisnisnya dengan cara seperti ini.
FYI (For
Your Information)
Perusahaan
Xerox telah memproduksi berbagai perangkat yang sangat bermanfaat. Seperti
system operasi GUI (yang ditiru oleh Apple Computer dan Microsoft), Ethernet Card (yang dipasarkan oleh
berbagai media vendor), printer Laser (lebih popular dengan merk
HP), dan very-large-scale integration (VLSI)
(kini banyak digunakan pada mikroprosessor Intel/AMD)
Xerox
membiarkan begitu saja teknologi yang brilian tersebut ditiru dan dimiliki oleh
vendor lain. Omset yang dihasilkan
dari penjualan ide Xerox telah menembus angka 10 Trilyun dolar. Seandainya saja
ada perusahaan tunggal yang memiliki seluruh aset Microsoft, Apple, Intel, HP,
dan Cisco maka Xerox-lah yang paling pantas memilikinya
Berdasarkan
informasi yang pernah penulis dapatkan, nama Cisco diusulkan oleh John
Morgridge (salah seorang CEO Cisco). Suatu ketika john melewati jembatan Golden
Gate di San Francisco kemudian diambil penggalan kata “Cisco”. Sedangkan logo
perusahaan Cisco terinspirasi dari bentuk jembatan Golden Gate.
Sertifikasi Cisco
Cisco
telah membuat program pendidikan atau disebut Cisco Networking Academy. Secara umum ada 3 level sertifikasi, yaitu Associate, Profesional, dan Expert. Masing – masing level dapat
dibagi lagi menjadi beberapa bagian.
·
Associate
Misalkan CCNA (Cisco Certified
Network/Design Associate), CCNA Concerntrations,
CCDA (Cisco Certified Design
Associate)
·
Professional
Misalkan CCNP (Cisco
Certified Network Professional), CCDP (Cisco
Certified Design Professional), CCSP (Cisco
Certified Security Professional), CCVP (Cisco
Certified Voice Professional).
·
Expert
Misalkan
: CCIE (Cisco Certified Internetworking
Expert)
Cisco
masih menyediakan beberapa jenis sertifikasi lainnya. Walaupun sepintas lalu
tampak mirip, tapi berbeda dari segi kebutuhan dan tujuan akhir yang hendak
dicapai. Sebagai contoh, training CCNP lebih cocok untuk seorang Network Engineer yang akan bekerja di
sebuah perusahaan kelas besar (enterprise).
Training CCIP (Cisco Certified Internetworking Professional) lebih sesuai untuk network engineer yang bekerja pada
sebuah services provider yang
menawarkan service kepada pelanggan.
Sedangkan training CCDP lebih fokus
pada desain network. Tentunya
diperlukan pemahaman konfigurasi dan teknologi yang cukup mandalam agar
seseorang dapat menghasilkan desain network
yang baik.
Pada
buku sebelumnya. Penulis sudah mengulas tentang CCNA. Bisa dibilang bahwa CCNA
merupakan dasar bagi jenjang studi CCNP dan CCIE. Sehingga, jika kita ingin
mendapatkan sertifikat CCNP maka kita harus sudah memperoleh sertifikat CCNA
terlebih dulu. Barulah kita diizinkan untuk mengikuti test CCNP.
Secara
umum, CCNP ditujukan untuk para professional yang sudah berpengalaman dengan
jaringan komputer, sekurang-kurangnya 1 tahun. Sedangkan program studi CCNP
yang masih berlaku hingga 31 juli 2010, terdiri atas 4 bagian, yaitu :
·
642-901 BSCI: Building Scalable Cisco Internetworks
atau boleh diganti dengan
642-902 ROUTE: Implementing
Cisco IP Routing.
·
642-812 BCMSN: Building Cisco Multilayer Switched Networks
atau boleh diganti dengan
642-813 SWITCH: Implementing
Cisco IP Switched Networks
·
642-825 ISCW: Implementing Secure Converged Wide Area Networks
·
642-825 ONT: Optimizing
Converged Cisco Networks
untuk
memperoleh sertifikat CCNP maka kita harus menguasai keempat materi tersebut
dna lulus empat buah tes.
Saat
ini, Cisco telah mengubah track training CCNP.
Mulai 1 agustus 2010, ada 3 buah test CCNP yang harus ditempuh yaitu:
·
642-902 ROUTE : Implementing Cisco IP Routing
·
642-813 SWITCH : Implementing Cisco IP Switched Networks
·
642-832 TSHOOT : Troubleshooting and Maintaining Cisco IP Networks
secara
umum track yang baru lebih singkat
dibandingkan yang lama. Meskipun berbeda nama, namun esensinya masih tetap
sama. Pembaca yang pernah tes BSCI dan BSCM akan menemukan banyak kemiripan
saat mengikuti tes ROUTE dan SWITCH
FYI
Cisco telah mengembangkan program studi
dengan menambah track entry (sebelum CCNA) dan Architect (setelah CCIE)
Sertifikat
CCNP berlaku selama 3 tahun. Sebelum expire
kita diwajibkan untuk mengikuti tes CCNP kembali. Infomasi tentang
sertifikasi CCNP dapat dibaca di situs cisco
Pendukung
Saat
ini masih belum terlalu banyak lembaga khusus di Indonesia yang sudah
mengadopsi kurikulum cisco CCNP. Salah satu kendalanya adalah masalah persyaratan
yang harus dipenuhi. Tidak semua orang dapat mengikuti kursus CCNP, hanya yang
sudah pernah lulus CCNA saja yang dianggap “sah” untuk mengikuti kursus CCNP.
Berikut
ini beberapa lembaga dinas atau lembaga pendidikan yang menyediakan training
cisco CCNP.
Berdasarkan
informasi terakhir yang penulis dapatkan saat sedang menyusun buku ini,
kurikulum CCNP versi lama masih digunakan oleh lembaga training komputer di Indonesia. Barangkali setelah melewati bulan
agustus 201o, proses migrasi kurikulum CCNP akan mulai dilakukan.
Pada
dasarnya, siapa pun boleh belajar materi CCNP meskipun belum pernah mendapatkan
sertifikat CCNa. Misalkan dengan belajar dari buku-buku, mengakses situs-situs
Internet, bertanya kepada yang ahli, dan dari berbagai sumber lainnya.
Agar
proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik tentu saja ada beberapa
sarana yang perlu kita sediakan. Sarana yang dimaksud tidak harus berharga
mahal. Namun harus sesuai dengan kebutuhan. Sarana yang perlu disiapkan antara
lain:
·
Buku-buku CCNA dan CCNP
·
Komputer untuk belajar routing,switching, dan trouble
shooting.
·
Program
simulator, seperti: Packet Tracer,
Dynamips, Boson Netsim
Jika
di rumah, di kantor, atau di kampus tersedia perangkat Cisco, seperti switch, Router, dan lainnya maka proses
belajar akan semakin mengasyikkan. Namun, biasanya perangkat – perangkat yang
ada di kampus atau di kantor tidak boleh “dioprek”. Sehingga kita tidak dapat
berharap banyak untuk mencoba perangkat – perangkat tersebut selama belajar.
Sarana
yang minim tidak harus membuat semangat belajar menjadi berkurang. Kita jangan
berkecil hati akibat kekurangan sarana. Penulis adalah contoh nyata dari sekian
banyak orang yang masih berusaha belajar tanpa kesempurnaan sarana. Walaupun penulis tidak dapat dibandingkan
dengan seorang network engineer yang ‘berkelas’, tapi hal ini tidak menjadi
penghalang untuk berbagi dengan pembaca sekalian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar